Sebagian orang menginginkan bisnisnya bisa berjalan secara autopilot, tapi mereka tak benar-benar tahu sistem bisnis autopilot seperti apa yang sesuai dengan bidang usahanya. Mengubah suatu bisnis yang sudah berjalan ke dalam mode otomatis bukanlah perkara yang mudah untuk dilakukan, apalagi jika tidak dibarengi dengan tim profesional yang andal. Lalu, apa sih sebenarnya pengertian bisnis autopilot itu?
Pengertian Bisnis Autopilot
Secara sederhana, usaha autopilot merupakan sebuah keadaan dimana bisnis dapat berjalan mandiri tanpa harus selalu ada pelaku usaha di dalamnya. Penerapan mode autopilot akan memberikan peluang bagi pengusaha untuk bisa fokus pada hal-hal yang mereka sukai tanpa perlu khawatir bisnisnya macet ditengah jalan. Walau cukup sulit untuk diaplikasikan, beberapa model usaha sebenarnya bisa diatur agar mampu berjalan secara otomatis, alias autopilot.
Baca Juga: Rahasia Sukses Cara Bisnis Wifi Indihome di Kota dan Desa
Panduan Membangun Sistem Usaha Autopilot
1. Penguasaan
Hal mendasar yang wajib diperbaiki pertama kali ialah mengubah kekacauan dalam bisnis menjadi terkendali. Perhatikan bagian mana saja dari bisnis yang membutuhkan perbaikan. Bisa saja ada laporan keuangan yang masih bermasalah atau belum lengkapnya visi dan misi usaha.
Bagian penguasaan dibagi kedalam 4 fokus utama, yaitu:
a. Penguasaan Tujuan
Pengusaha harus mampu menentukan kemana usahanya akan diarahkan. Berikut ini merupakan beberapa hal utama dalam penguasaan tujuan yang harus dipenuhi:
- Visi perusahaan. Tentukan impian apa saja yang ingin dicapai perusahaan dalam kurun 5 sampai 10 tahun kedepan.
- Buat gol jangka pendek untuk usaha yang dijalankan. Sebagai contoh saja untuk kurun 1 tahun bisnis tersebut harus bisa mencapai omset sekian miliar. Agar gol bisa terlaksana dengan sempurna, pengusaha dapat menggunakan teknik SMART yang terdiri dari Specific, Measurable (dapat diukur), Achievable (mampu dicapai), Relevant (permasalahan dapat diselesaikan), dan Time Frame (memiliki batas waktu).
Baca Juga: Cara Bisnis Property: Strategi, Contoh dan Keuntungan
b. Penguasaan Finansial
Penguasaan finansial menggambarkan bagaimana pengusaha mengatur keuangan usahanya dan membuat laporan finansial dengan betul. Dalam suatu laporan keuangan, terdapat 3 poin penting yang perlu diperhatikan yaitu neraca, laba/rugi, dan perputaran uang (cahsflow).
c. Penguasaan Waktu
Kemampuan seseorang atas penguasaan waktu berhubungan erat dengan tingkat produktivitas kerjanya. Pada tahap ini, pengusaha harus mencari tahu bagaimana caranya bisa meningkatkan produktivitas dari kinerja bisnis yang dijalankan.
d. Penguasaan Pelayanan
Bila jenis usaha yang dijalankan bergerak dalam bidang pelayanan, pengusaha perlu memantau bagaimana kualitas pelayanan yang diterima oleh pengguna jasanya. Apakah kualitas pelayanan yang diberikan selalu konstan di setiap waktunya atau malah mengalami penurunan.
2. Niche
Pada fase ini, pengusaha bisa mulai memfokuskan dirinya untuk persoalan marketing atau pemasaran. Setelah berhasil menyelesaikan seluruh kekacauan yang timbul dalam bisnis, pengusaha bisa meluncurkan produknya ke pasar.
Saat seluruh kendala dalam sistem bisnis telah berhasil terselesaikan, maka saat melakukan pemasaran produk ke pasar, otomatis hasilnya akan sangat luar biasa dan pengusaha harus benar-benar mempersiapkan tim kerjanya untuk hasil demikian. Pastikan untuk selalu memonitor cashflow dan melayani pembeli/bakal konsumen agar mereka tetap merasa puas atas pelayanan yang diberikan.
Pada proses pemasaran, pengusaha perlu memasang iklan yang menarik dan sebagus mungkin. Tempuh cara apapun agar keunikan produk bisa tergambar sekaligus memberikan informasi dengan jelas terkait dengan manfaat dari produk tersebut.
Usahakan untuk menghindari perang harga dengan perusahaan saingan. Di era bisnis saat ini, harga bukan lagi patokan laris atau tidaknya suatu produk, melainkan apa manfaat yang ditawarkan produk tersebut dan bagaimana mereka bisa menyelesaikan permasalahan masyarakat.
Beberapa trik di bawah ini bisa diterapkan guna menghindari terjadinya perang harga.
- Menjadi inovator. Sebagai yang pertama kali menciptakan/memvariasikan suatu produk, pengusaha akan selalu diingat oleh konsumennya. Umumnya, hal pertama yang menjadi pelopor pengubah sejarah dalam suatu bisnis akan selalu dikenang oleh masyarakat.
- Menawarkan kualitas terbaik. Semua orang membutuhkan produk berkualitas baik dengan kualitas pelayanan yang berkesan. Seluruh hal yang dinilai paling baik biasanya akan terpatri dalam memori seseorang.
- Nyentrik tapi asik. Menjadi beda memang terkesan nyentrik dan seakan melawan arus, tapi justru hal seperti ini akan menarik lebih banyak perhatian masyarakat. Menjual atau menciptakan nama brand yang berbeda akan mempengaruhi sentimen publik. Suatu hal yang unik dan out of the box akan memperoleh kesan yang mendalam bagi setiap orang.
3. Pengaruh
Supaya bisnis dapat memberikan dampak besar dan bisa diubah menjadi bisnis autopilot, maka pengusaha harus membuat sistem baru untuk setiap bagian dari dalam usaha. Sistem baru tadi setidaknya harus mengandung beberapa hal berikut:
- Pembuatan visi dan misi, tujuan, Key Performance Index (KPI), kultur perusahaan, struktur organisasi, standar operasional perusahaan (SOP), dan manajemen waktu.
- Membangun sistem finansial, manusia, teknologi, dan marketing.
- Strukturisasi sistem dengan menempatkan karyawan pada posisi yang tepat.
- Membuat operasional bisnis bergantung pada sistem, bukannya tenaga manusia.
Baca Juga: Rahasia Sukses Cara Bisnis Bitcoin Tanpa Modal untuk Pemula
4. Tim
Setelah itu, pengusaha harus membangun sebuah tim yang kuat supaya bisa menjalankan sistem yang telah disusun tadi. Terdapat beberapa poin penting yang perlu dipertimbangkan dalam membangun sebuah tim, yakni kepemimpinan yang kuat, aturan main, action plan, common goal, support risk taking, dan 100% inclusion and involved.
Saat tim inti berhasil dibentuk, mulailah mendelegasikan bisnis ke tim tersebut secara perlahan sesuai dengan pembagian porsi kerja yang sebelumnya sudah disesuaikan dengan kemampuan masing-masing pekerja. Sehingga keterlibatan pemilik usaha disini mulai berkurang.
Dalam dunia usaha, tim inti sering disebut sebagai tim manajemen. Dimana di dalamnya hanya ada orang-orang terpilih yang sudah memiliki banyak pengalaman serta kesamaan visi dan misi dengan perusahaan. Karenanya, proses sinkronisasi dalam bisnis dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Pengusaha perlu memahami siklus dari suatu bisnis. Yang mana siklus tersebut diawali dengan pemilik, tim, pelanggan bisnis, dan kembali lagi pada pemilik. Agar dapat membangun sebuah tim manajemen yang kuat, pengusaha dapat memulainya dari perekrutan karyawan baru. Pastinya hanya mereka dengan kemampuan unggul dan berkualitas saja yang akan direkrut. Dengan begini, pemilik usaha bisa menyerahkan usahanya secara penuh untuk kemudian dijalankan oleh tim manajemen.
Berikut ini merupakan beberapa hal yang perlu dilihat saat pengusaha hendak merekrut karyawan dalam tim manajemen.
- Passion dan integritas dari individu.
- Karakter personal: kolerik, sanguin, melankolis.
- Bakat dan komunikasi.
Walau tugas kerja bisa diserahkan pada karyawan, pemilik bisnis tak boleh lepas tangan begitu saja. Pengusaha wajib memonitor dan mengevaluasi bagaimana jalannya sistem bisnis dan bagaimana individu dalam tim bekerja terhadap sistem itu.
Salah satu cara memonitor dan mengevaluasi tim ialah memberikan pelatihan bisnis seperti mentoring dan program coaching yang tersedia di GLC. Program mentoring dan coaching sendiri sudah terbukti efektif dalam mengotomasi tim kerja hingga mereka dapat bekerja secara independen.
Demikianlah informasi tentang pengertian bisnis autopilot lengkap dengan prosedur dalam membangun sistemnya.
Jangan lupa untuk ikuti perkembangan website kita dengan LIKE Facebook, Follow Twitter dan Instagram Bukausaha.com. Jangan Lupa Juga Untuk Follow Instagram dan Subscribe Channel Youtube penulis.