Permintaan atas daging sapi di pasaran sangatlah tinggi, namun peternak lokal masih belum mampu memenuhi permintaan tersebut secara maksimal. Karena permintaan dan penawaran yang tidak seimbang, harga daging sapi pun menjadi mahal, yakni mencapai Rp 120.000 per kg nya. Tak berlebihan jika kemudian bisnis sapi potong disebut sebagai usaha yang menjanjikan.
Jenis-Jenis Sapi Potong
1. Sapi Ongole
Sapi yang berasal dari India ini memiliki sifat yang mudah beradaptasi di iklim tropis. Ongole akan menjadi dewasa saat usianya menginjak 4-5 tahun, dan dikarenakan pertumbuhannya yang cenderung lambat, banyak peternak menyilangkannya dengan jenis sapi lainnya.
Ciri khas dari sapi Ongole adalah postur tubuh yang agak panjang, kaki terlihat panjang, leher cenderung pendek, kulitnya berwarna putih, serta memiliki warna kepala yang sedikit lebih gelap dan cenderung abu-abu.
Baca Juga: Ide Usaha Peternakan Modal Kecil di Rumah Mudah Ditiru
2. Sapi Bali
Jenis sapi ini sangatlah cocok untuk dikembangbiakkan di daerah dataran rendah seperti Bali, NTB, NTT, dan Sulawesi. Biasanya sapi bali memiliki warna kulit coklat, namun sejalan dengan pertambahan usianya, warna tubuhnya akan berubah menjadi semakin gelap. Sapi bali memiliki tekstur daging yang lembut dengan sedikit lemak.
3. Sapi Madura
Ciri khas dari sapi madura adalah punuk di punggungnya. Walaupun sapi madura memiliki pertumbuhan berat badan yang lama, namun jenis sapi ini dapat dipelihara untuk menambah keuntungan dalam usaha peternakan sapi.
4. Sapi Impor
Pesatnya perkembangan teknologi memungkinkan sapi asal negara subtropis untuk diternakkan di Indonesia. Jenis sapi impor memiliki kelebihan-kelebihan yang tidak dimiliki oleh sapi lokal. Terutama dalam hal ukuran tubuh. Adapun beberapa jenis sapi impor yang cukup populer di Indonesia adalah sapi aberdeen angus dari Skotlandia, sapi limousin dari Perancis, sapi brahman dari India, dan sapi simental dari Swiss.
Baca Juga: Jenis-Jenis Bisnis UKM Terbaik Modal Kecil Untung Besar
Tahapan dan Tips Sukses Ternak Sapi Potong
1. Menetapkan Modal Awal
Bisnis ternak sapi memang membutuhkan modal yang besar. Walau begitu, keuntungan yang akan diperoleh peternak nantinya bisa berkali-kali lipat dari modal tersebut.
Modal awal sedikitnya harus dapat mencukupi berbagai kebutuhan dari ternak sapi pertama. Disamping perlu mempersiapkan modal materi, peternak dianjurkan untuk menambah pengetahuannya tentang peternakan sapi, memperbanyak informasi terkini, dan membangun jaringan bersama pelaku usaha ternak sapi lainnya.
2. Mempersiapkan Kandang
Kandang berfungsi untuk melindungi hewan ternak dari pengaruh perubahan cuaca dan ancaman hewan berbahaya. Ada setidaknya 3 tipe kandang yang umum digunakan peternak untuk beternak sapi. Salah satunya adalah kandang dengan dinding terbuka, setengah terbuka, dan tertutup.
Berikut ini merupakan beberapa hal yang perlu diperhatikan saat peternak mempersiapkan kandang sapi.
- Tempat pakan dan minum sapi sebaiknya dibuat dari material yang tidak berpotensi melukai sapi. Misalnya saja kayu atau tembok.
- Menyediakan tempat tambat untuk mengikat sapi agar tidak terlalu banyak bergerak.
- Kelengkapan peralatan kandang seperti sapu lidi sekop, garu, sikat, selang, dan tali.
- Pastikan untuk membangun kandang jauh dari lokasi pemukiman penduduk.
- Guna menjaga suhu di dalam kandang, kandang perlu mendapatkan sinar matahari yang cukup. Oleh sebab itu, pilihlah lokasi kandang yang memungkinkannya dapat menerima sinar matahari cukup.
3. Memilih Bibit
Ketepatan dalam pemilihan bibit memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap sapi yang diternakkan. Beberapa ciri-ciri bibit sapi yang baik adalah:
- Memiliki ukuran badan dan kepala yang seimbang dengan leher kekar dan tulang punggung lurus/sejajar (tidak bengkok).
- Berusia 2-3 tahun.
- Usahakan untuk memilih sapi jantan. Bukan hanya karena harganya yang mahal, namun sapi jantan memiliki bobot yang lebih besar dibandingkan betina.
- Ukuran ideal untuk bibit sapi adalah 170 cm dengan tinggi pundak normalnya 135 cm.
- Tidak memiliki cacat fisik.
- Memiliki berat minimal 200 kg.
- Bentuk muka yang panjang dengan mata berbinar.
- Memiliki bulu sapi yang pendek, tidak berminyak, halus, berdiri, dan berwarna cerah/tidak kusam.
- Bermata bersih dan cerah serta tidak memiliki lendir di hidungnya. Apabila sapi memiliki lendir di hidungnya, berarti sapi itu memiliki gangguan pada sistem pernapasannya.
- Kukunya tidak panas saat disentuh.
- Bagian ekor dan dubur sapi perlu diperiksa untuk memastikan apakah sapi memiliki gejala diare atau tidak.
4. Memberikan pakan
Pemberian pakan menjadi bagian vital dalam bisnis sapi potong. Pakan sejatinya menjadi sumber protein yang akan diubah menjadi energi guna menunjang pertumbuhan sapi itu sendiri.
Jumlah dan kualitas pakan yang diberikan untuk setiap ternak haruslah cukup, sehingga energi tersebut dapat diubah ke dalam bentuk daging dan lemak. Saat hendak memilih pakan, pastikan untuk memperhatikan beberapa hal berikut.
- Menggunakan jenis pakan yang mudah untuk diperoleh.
- Memiliki kandungan zat gizi tinggi yang baik untuk sapi.
- Tersedia setiap waktu dan memiliki harga terjangkau.
- Merupakan jenis pakan yang dapat diganti, dengan catatan substitusinya memiliki kandungan gizi sama.
- Pakan tidak dirusak, beracun, ataupun dipalsukan.
Hijauan ialah makanan pokok bagi ternak sapi yang umumnya terdiri dari rerumputan, dedaunan, dan kacang-kacangan. Dalam 1 harinya, sapi memerlukan setidaknya 10-20% pakan hijauan serta 1-2% pakan tambahan yang dihitung dari bobotnya.
Guna sapi dapat berkembang dan tumbuh dengan cepat, peternak bisa mengkombinasikan pakan hijauan dengan pakan yang mengandung konsentrat seperti halnya kulit kacang kedelai, ampas tahu, bekatul, atau kulit nanas.
Agar kualitas pakan sapi bisa meningkat, berikan pula setaria kolonjono atau rumput gajah. Jangan lupa untuk memberikan protein tambahan, mineral, dan zat vitamin pada pakan sapi supaya daya tahan tubuhnya dapat terjaga.
Baca Juga: Profesi dan Peluang Bisnis Saat Corona yang Bikin Kaya Raya
5. Melakukan Perawatan/Penggemukan
Terdapat beragam faktor yang dapat mempengaruhi cara penggemukan sapi. Sebut saja pemberian pakan, luas kandang, dan usia hewan ternak. Di Indonesia sendiri, prosedur penggemukan sapi yang lebih efisien ialah kereman atau kandangan.
Dalam melakukan prosedur penggemukan sapi dengan metode kereman, langkah-langkah yang diperlukan adalah:
- Memasukkan hewan ternak ke dalam kandang.
- Pemberian jumlah dan kualitas pakan beserta air minumnya tidak dibatasi.
- Memilih pakan hijauan dan konsentrat.
- Untuk mengurangi gerakan ternak, sapi tidak dipekerjakan.
- Pemberian obat cacing dan suplemen secara berkala agar nafsu makan dan daya tahan tubuh sapi bisa meningkat.
- Melakukan penggemukan dalam jangka waktu 100 hari.
Biasanya, proses penggemukan sapi dilakukan dalam kurun waktu lama, 4-6 bulan, dan memakan banyak biaya. Kendati demikian, dengan pemeliharaan yang tepat, maka proses penggemukan tersebut bisa dilakukan hanya dalam waktu 100 hari saja.
Agar tetap bersih dan kering, kandang wajib dibersihkan setiap harinya. Kondisi kandang yang bersih dan kering akan menghindarkan sapi dari berbagai serangan virus dan penyakit. Jangan sampai kandang ternak terkena cipratan air hujan. Pasalnya hal tersebut akan membuat kandang menjadi bau, lembab, dan mudah menjadi sarang bagi virus, bakteri, dan juga kuman penyakit.
Bisnis sapi potong memang bukan hal yang mudah untuk dilakukan, namun dengan tekad dan pengetahuan yang cukup, keuntungan besar dari usaha ini pun bisa diraih dengan mudah.
Jangan lupa untuk ikuti perkembangan website kita dengan LIKE Facebook, Follow Twitter dan Instagram Bukausaha.com. Jangan Lupa Juga Untuk Follow Instagram dan Subscribe Channel Youtube penulis.