Membudidayakan kambing ternak bisa menjadi pilihan usaha yang menjanjikan. Ini karena minat masyarakat atas bisnis kambing cukup besar di pasaran. Mulai dari kebutuhan konsumsi sehari-hari hingga untuk bahan olahan spesial di hari penting, lagaknya binatang berkaki empat ini tak pernah sepi peminat.
Keuntungan Ternak Kambing
1. Pangsa Pasar Luas
Pangsa pasar untuk usaha ternak kambing sangat luas. Hal ini disebabkan banyaknya rumah makan atau restoran yang mengandalkan olahan daging kambing sebagai menu utamanya. Ditambah lagi saat ada acara-acara keagamaan seperti akikah dan Idul Adha yang membutuhkan kambing sebagai hewan kurban.
2. Pemanenan Cepat
Bila dipelihara dan dirawat dengan baik, durasi pemanenan kambing terbilang cukup cepat. Dalam 1 tahun saja, peternak bisa memperoleh 25 anak kambing meski hanya bermodalkan 2 indukan jantan dan 3 indukan betina. Sementara itu, umur ternak kambing yang siap dijual adalah 8-12 bulan.
3. Biaya Pemeliharaan Murah
Bisa dibilang, biaya pemeliharaan kambing tergolong lebih murah bila dibandingkan dengan ternak sapi. Pasalnya, kambing tidak memerlukan lahan luas dan pakan yang ribet dalam pemeliharaannya. Beberapa jenis kambing bahkan bisa diberi makan dengan rerumputan hijau dan minum air bersih saja.
Baca Juga: Cara Memulai Bisnis Sapi yang Baik dan Sukses untuk Pemula
Kerugian Ternak Kambing
1. Bau Ternak yang Sangat Mengganggu
Kerugian utama yang banyak dialami oleh para peternak ialah sering mendapatkan penolakan dari masyarakat sekitar. Penolakan tersebut terjadi karena bau ternak kambing yang sangat menyengat, sehingga banyak orang merasa terganggu penciumannya.
Oleh sebab itu, peternak dianjurkan untuk mencari lahan pemeliharaan yang jauh dari pemukiman warga agar usaha kambing bisa berjalan lancar.
2. Mudah Terserang Penyakit
Kambing masuk ke dalam jenis hewan ternak yang mudah terserang penyakit. Salah satu penyakit yang kerap muncul adalah cacingan dan flu. Biasanya, cacingan bisa terjadi disebabkan pakan yang tidak higienis. Sedangkan flu banyak terjadi lantaran perubahan cuaca yang tidak menentu.
Jenis-Jenis Kambing
Terdapat beberapa jenis kambing yang tersedia di pasaran Indonesia. Beberapa diantaranya merupakan hasil pemeliharaan lokal, sisanya adalah hasil perkawinan silang dan kambing impor.
1. Kambing Etawa
Kambing etawa bukanlah ternak asli khas Indonesia, melainkan hasil persilangan antara kambing jamnapari dari Kota Etawah, India dengan jenis kambing lokal.
Inovasi persilangan ini terjadi semasa penjajahan Belanda dulu, atau lebih tepatnya di tahun 1930-an. Kala itu, kambing jamnapari disilangkan bersama kambing lokal berjenis kacang asal Purworejo. Kemudian berlanjut seusai kemerdekaan, Presiden Soekarno secara langsung membawa kambing jamnapari saat kembali dari India. Kambing tersebut disilangkan dengan kambing lokal asal Lumajang.
Kelebihan dari kambing etawa dari jenis hewan ternak lainnya adalah postur tubuh yang lebih tebal dan besar. Umumnya, kambing jantan akan mencapai bobot 85 kg saat dewasa, sedangkan kambing betina 80 kg.
Selain daging, susu kambing etawa juga memiliki banyak permintaan di pasarnya. Konon, kandungan kalsium dan protein dari jenis ternak ini sangat tinggi, sehingga sehat untuk dikonsumsi.
2. Kambing Jawa Randu
Jawa Randu merupakan jenis kambing hasil persilangan antara kambing etawa dan kacang. Secara fisik, jawa randu lebih mirip dengan kambing kacang. Namun bila dilihat dari bobotnya, varian ternak ini terbilang cukup besar.
Tidak hanya dimanfaatkan dagingnya saja, kambing jawa randu juga bisa diperah susunya. Diketahui, 1 ekor kambing bisa menghasilkan hingga 1,5 liter dalam 1 harinya. Bobot maksimal yang dapat dicapai kambing ini adalah 40 kg. Tidak mengherankan jika kemudian jawa randu banyak digunakan untuk keperluan kurban hari besar atau acara akikah.
3. Kambing Kacang
Sebagai salah satu ternak yang paling sering dibudidayakan di Indonesia, kambing kacang memiliki ciri fisik lebih kecil dari etawa, walau begitu dagingnya lumayan tebal. Kambing dengan ciri khas bulu yang tipis ditubuhnya ini bisa berkembang hingga mencapai 30 kg.
4. Kambing Gibas
Ciri fisik dari kambing gibas ialah bulu yang tebal, bentuk tubuh cukup besar, dan mampu diternakkan di berbagai topografi lahan, mulai dari pegunungan hingga daerah dengan temperatur cukup panas. Kambing gibas jantan bisa mencapai bobot maksimal 45 kg, sedangkan kambing betinanya akan mencapai 30 kg.
Baca Juga: Ide Usaha Peternakan Modal Kecil di Rumah Mudah Ditiru
Panduan dan Cara Ternak Kambing
Bisnis kambing sebenarnya cukup menggiurkan dari segi keuntungan, jadi akan sangat pas bila dijadikan sebagai peluang usaha. Tapi sayangnya, masih banyak pemula yang belum paham bagaimana cara memulai usaha peternakan dan hal apa saja yang perlu dipersiapkan.
1. Siapkan Lahan
Ternak kambing memerlukan ruang gerak yang luas, disesuaikan dengan kondisi tubuhnya. Karenanya, peternak harus mencari lahan yang tepat sebagai tempat pengembangbiakan beberapa ekor kambing.
Usahakan untuk mencari lahan yang jauh dari pemukiman penduduk agar tidak mereka tidak terganggu oleh bau dan aktivitas ternak kambing. Namun jangan pula bangun kambing di tempat yang jauh dari pemiliknya. Tujuannya untuk memudahkan peternak dalam memantau keadaan kandang, kesehatan kambing, dan ancaman pencurian. Idealnya, jarak antara pemukiman warga dan peternakan adalah sekitar 10 meter.
2. Pembuatan Kandang
Belakangan ini, desain kandang kambing modern cukup banyak digunakan. Bukan tanpa alasan, model tempat pemeliharaan seperti itu tidak membutuhkan biaya mahal dalam pembuatannya namun cukup efektif dalam pengembangbiakan ternak kambing.
Bentuk kandang kambing modern dibuat menyerupai rumah panggung. Sehingga kandang tidak menyatu secara langsung dengan tanah di bawahnya.
Material yang banyak dipilih dalam pembuatan kandang modern adalah kayu. Untuk urusan ukuran, peternak bisa menyesuaikannya dengan jumlah kambing yang hendak diternakkan. Umumnya, 1 ekor kambing dewasa akan membutuhkan ruang sebesar 1,5 x 1,5 meter.
3. Pemilihan Bibit Kambing
Anakan kambing yang ideal untuk dijadikan sebagai bibit biasanya berusia 8 bulan hingga 1 tahun. Pastikan untuk memilih bibit ternak yang sesuai dengan anggaran. Jika peternak memiliki bujet pas-pasan, pilihlah jenis kambing kacang atau kambing jawa. Namun jika anggaran yang dimiliki cukup besar, maka bibit kambing gibas atau etawa bisa menjadi alternatifnya.
Ternak kambing skala kecil akan memiliki 3 ekor kambing betina dan 2 ekor kambing jantang dalam pemeliharaannya.
Baca Juga: Panduan Dasar Sukses Bisnis Ternak Ayam Termudah untuk Pemula
4. Pemberian Pakan
Pada dasarnya, pakan kambing cukup mudah untuk dipenuhi. Kambing cenderung bisa makan apa saja, terutama hijauan seperti daun turi, daun singkong, rumput, atau sayuran sisa.
Sebelum memberikan pakan, usahakan untuk menjemur hijauan tadi setidaknya 2 jam untuk mengurangi resiko kambing mengalami keracunan makanan.
Selain hijauan, kambing juga membutuhkan konsentrat dan vitamin guna mempercepat penggemukannya.
5. Masa Panen
Saat kambing menginjak usia 1 tahun, artinya peternak boleh menjual atau memotongnya. Untuk 1 ekor kambing biasanya ditawar dengan kisaran Rp 1.800.000 hingga Rp 3.000.000. Penentuan harga jual tersebut ditentukan oleh jenis dan besar atau kecilnya ukuran tubuh kambing.
Sebelum memutuskan untuk memulai bisnis kambing ada baiknya peternak mempersiapkan segala keperluannya terlebih dahulu. Mulai dari pencarian lahan, pembangunan kandang, hingga pemeliharaan bibit harus dilakukan dengan benar dan sesuai prosedur yang ada. Dengan begitu, usaha ternak pun bisa berkembang dengan pesat dan membawa banyak keuntungan pada pelakunya.
Analisa Bisnis Kambing
Baik, analisa bisnis kambing yang kita buat adalah dengan mengasumsikan memiliki 100 Ekor Kambing yang nanti akan dijual. Berikut rincian hal-hal yang perlu anda siapkan :
A. MODAL
1. Sewa Lahan
Kita asumsikan anda belum memiliki lahan yang luas sebelumnya. Anda dapat menyewa lahan kosong milik warga setempat dengan waktu yang langsung lama yaitu antara 10 – 15 tahun. Biaya sewa lahan 10 Tahun biasanya sebesar Rp. 12 Juta.
Usahakan untuk memilih lahan yang aman dan sebisa mungkin mudah untuk anda pantau. Agar mengurangi hal-hal yang tidak diinginkan seperti kambing dicuri dan lain-lain.
Biaya Sewa Lahan Luas = Rp. 12.000.000 / 10 Tahun
2. Pembuatan Kandang Kambing
Pembuatan kadang kambing merupakan hal yang penting untuk dilakukan. Hal ini memang tidak terlalu sulit, Anda hanya perlu menyewa tukang untuk membuat kandang kambing. Gaji untuk tukang harian biasanya adalah Rp.50.000 – Rp. 100.000 per hari.
Untuk ukuran Kandang Kambing jangan terlalu kecil dan jangan juga terlalu besar. Cukup sesuaikan dengan jumlah kambing anda. Biasanya untuk 20 Ekor kambing kandang yang digunakan berukuran 6 Meter X 6 Meter.
Untuk Design kandang kambing yaitu dengan membuat kamar atau sekat bagi setiap kambing. Ukuran kamar kambing yaitu 150 cm X 60 cm per kamar. Tujuan dari kamar atau sekat ini adalah agar menghindari terjadinya perkelahian antar kambing dan tentu untuk memudahkan anda dalam mengurusnya.
Sepertin yang kita asumsikan sebelumnya bahwa kita akan mengurus sebanyak 100 Ekor kambing maka kita akan membutuhkan 5 buah kandang 6 Meter X 6 Meter ( 1 kandang 20 ekor) di lahan yang telah kita sewa.
Untuk biaya pembuatan kandang adalah Rp. 10 Juta. Sudah termasuk gaji tukang, biaya bahan baku dan lainnya.
Biaya Pembuatan Kandang Kambing = Rp. 10.000.000
Berikut contoh Gambar Kandang Kambing yang bisa anda tiru.
3. Pembelian Bibit Kambing
Pembelian bibit kambing sudah kita jelaskan tipsnya diatas. Selanjutnya yaitu analisa pembeliannya. Kita asumsikan harga 1 Kambing jantang berusiah 10 bulan yaitu Rp. 400.000 per ekor.
Jika kita membeli 100 Ekor Kambing, anda membutuhkan Modal sebesar Rp. 40 juta.
Biaya Pembelian Bibit = 100 ekor x Rp. 400.000 = Rp. 40 juta
4. Biaya Sumur Bor dan Tempat Istirahat
Agar kita tidak kesulitan untuk mencari air bersih, anda dapat membuat Sumur bor disekitar lahan. Air dari sumur bor ini dapat kita gunakan untuk minuman kambing atau untuk memandikan kambing.
Sedangkan untuk Tempat Istirahat atau basecamp perlu juga untuk tempat anda atau karyawan anda ketika mengurus kambing.
Biaya yang dibutuhkan untuk membuat Sumur bor dan Basecamp adalah sebesar 6 juta sudah termasuk biaya bahan baku dan gaji tukang.
Biaya Sumur Bor dan Tempat Istirahat = Rp. 6 Juta.
5. Gaji Karyawan
Untuk karyawan memang sangat dibutuhkan untuk mengurus 100 ekor kambing. Kita asumsikan kita merekrut 2 karyawan yang mengurus kambing dengan gaji sebesar 1 Juta per bulan. Maka untuk 2 karyawan dibutuhkan 2 juta perbulan atau 24 Juta per tahun.
Biaya Gaji Karyawan = 2 x 1 Juta = 2 Juta per bulan/ 24 juta per tahun.
6. Biaya Makanan atau Vitamin Kambing
Kita asumsikan kita belum memiliki makanan untuk kambing. Walaupun kambing dapat makan dari lahan rumput yang kita sewa, namun kita asumsikan saja untuk menambah biaya makan dan vitamin kambing jika kita perlukan.
Untuk biaya makanan dan vitamin kambing adalah sebesar Rp. 8.000.000 per tahun
Biaya Makan dan Vitamin Kambing = Rp. 8.000.000 per tahun
Untuk biaya modal bisnis kambing dapat kita jumlahkan semua pengeluaran diatas yaitu :
Modal = Sewa Lahan + Pembuatan Kandang Kambing + Pembelian Bibit + Biaya Sumur Bor dan Tempat Istiahat + Gaji Karyawan per Tahun + Biaya Makanan dan Vitamin Kambing
Maka Total Modal yang dibutuhkan :
Rp. 12.000.000 + Rp. 10.000.000 + Rp. 40.000.000 + Rp. 6.000.000 + Rp. 24.000.000 + Rp. 8.000.000 = Rp. 100.000.000
B. PENJUALAN
Kita asumsikan bahwa kambing bisa dipanen selama 1 Tahun dan akan dijual menjelang hari raya kurban atau Idul Adha. Untuk harga 1 ekor kambing sehat umur 1 tahun adalah Rp. 1.500.000 – Rp. 3.000.000. Kita asumsikan harga 1 ekor kambing yang kita urus adalah Rp. 1.500.000 per ekor.
Maka hasil penjualan kotor untuk 100 ekor kambing kita adalah 100 x Rp. 1.500.000 = Rp. 150.000.000
Hasil Penjualan 100 Ekor Kambing = 100 x Rp. 1.500.000 = 150.000.000 per tahun.
C. ANALISA KEUNTUNGAN
Untuk tahun pertama Jumlah modal yang kita butuhkan adalah sebesar Rp. 100.000.000. Jika penjualan berhasil maka kita akan mendapatkan penjualan sebesar Rp. 150.000.000.
Maka selama setahun kita akan mendapatkan keuntungan :
Keuntungan Bersih = Penjualan – Modal
Rp. 150.000.000 – Rp. 100.000.000 = Rp. 50.000.000
Keuntungan sebesar 50 juta pertahun lumayan bukan? Perlu dingat bahwa keuntungan tersebut baru untuk tahun pertama yang tentunya membutuhkan biaya penyewaan lahan, pembangunan kandang, pembangunan sumur bor, dan pembangunan basecamp.
Untuk tahun selanjutnya, anda hanya mengeluarkan biaya pembelian bibit, biaya makanan dan vitamin serta gaji pegawai. Berikut analisa keuntungan untuk tahun ke-dua.
- Penjulan Tahun ke-2 = Rp. 150.000.000
- Pengeluaran Tahun ke-2 = Pembelian Bibit + Biaya Makan dan Vitamin + Biaya Gaji Karyawan (Rp. 40.000.000 + Rp. 24.000.000 + Rp. 8.000.000 = Rp. 72.000.000)
- Keuntungan Tahun ke-2 = Rp. 150.000.000 – 72.000.000 = Rp. 78.000.000
Rp. 78.000.000 per tahun lumayanlah untuk Passive Income.
Itu dia analisa dari Usaha Kambing. Perlu diketahui analisa diatas merupakan contoh yang mendekati dengan harga-harga wajar. Anda dapat menentukan harga masing-masing tergantung kondisi anda masing-masing.
Dan juga analisa diatas belum termasuk dengan hal-hal yang tidak terkontrol, seperti kambing mati, penjualan berkurang dan lain-lain.
Anda juga dapat menambah variasi bisnis anda dengan mencampur dengan bisnis susu kambing yang tentunya memiliki prospek baik.
Jangan lupa untuk ikuti perkembangan website kita dengan LIKE Facebook, Follow Twitter dan Instagram Bukausaha.com. Jangan Lupa Juga Untuk Follow Instagram dan Subscribe Channel Youtube penulis.