Sekarang ini, jilbab bukan hanya dipergunakan sebagai penutup aurat bagi wanita muslimah saja, melainkan juga menjadi tren fesyen yang mendunia. Melalui fakta tersebut, orang-orang banyak mempertimbangkan bisnis jilbab sebagai usaha peruntungannya.
Cara Memulai Usaha Jilbab
1. Sistem Dropship
Sistem dropship pada dasarnya diperuntukkan untuk mereka, calon pengusaha, yang belum memiliki cukup modal untuk memproduksi produknya sendiri. Cara kerja sistem ini tergolong mudah untuk dilakukan. Pengusaha hanya perlu memasang foto produk yang ditawarkan oleh distributor atau supplier ke akun media sosial pribadi.
Saat muncul sebuah orderan, pengusaha dapat mengirimkan detail pesanan ke pihak distributor, membayarkan biaya produk dan ongkos kirim, dan supplier akan langsung mengirimkan pesanan pelanggan ke alamat tujuan. Pada tahap ini, pengusaha tidak perlu repot mengemas barang ataupun mengirimkannya lewat jasa ekspedisi.
Baca Juga: Kumpulan Website Dropship Terpercaya dan Paling Aman
2. Produksi Sendiri
Jika pengusaha ingin membuka produksi jilbab sendiri, panduan berikut ini boleh dijadikan sebagai acuan dalam memulai usaha jilbab.
a. Tentukan Pangsa Pasar
Menentukan pangsa pasar menjadi salah satu hal utama dari strategi pemasaran yang membagi bagian dari keseluruhan permintaan suatu barang. Dimana hal tersebut akan mencerminkan golongan konsumen potensial seperti tingkat pendapatan, jenis kelamin, umur, status sosial, dan pendidikan. Pada usaha jilbab, pengusaha bisa memfokuskan pangsanya pada range usia. Tentukan range usia mana yang ingin dijadikan sebagai target konsumen.
b. Pilih Model Hijab atau Kerudung
Sebelum memutuskan untuk memproduksi suatu model hijab, pengusaha perlu menyurvei dan mengobservasi terlebih dahulu tren mode yang sedang populer pada usia yang dijadikan target konsumen. Pengusaha dapat memantau perkembangan mode melalui majalah, televisi, atau sosial media seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan lain sebagainya. Mendatangi pasar dan mengamati model jilbab orang-orang yang ditemui juga bisa menjadi alternatif. Pastikan untuk terus mengikuti perkembangan tren hijab agar usaha ini bisa berjalan lancar.
c. Pemilihan Bahan
Jangan asal dalam memilih bahan. Pemilihan bahan jilbab akan berpengaruh langsung terhadap minat konsumen. Pastikan untuk memilih bahan berkualitas baik dan cocok untuk model hijab yang hendak diproduksi.
d. Tentukan Harga
Usahakan tidak memberikan harga yang terlalu tinggi untuk produk berkualitas standar. Pantaskan harganya sesuai dengan kualitas, ongkos produksi, serta sedikit keuntungan bagi pengusaha. Hal ini bertujuan agar produk hijab yang diproduksi bisa laris di pasaran. Baru setelah ada banyak orderan yang masuk, pengusaha dapat meningkatkan keuntungannya secara bertahap.
Baca Juga: Bisnis Ibu Rumah Tangga Muslimah yang Berkah, Halal dan Tanpa Riba
e. Gunakan Media Sosial
Bagi pebisnis yang belum memiliki cukup modal untuk membuka sebuah toko offline, usaha lewat platform online adalah tahap awal yang baik. Pilihlah media online yang banyak digunakan oleh target pasar seperti Facebook, Twitter, dan Instagram.
Meskipun cukup sulit untuk memperoleh kepercayaan pasar, namun dengan ketelatenan, kesabaran, dan kerja keras, pebisnis akan mendapatkan hasil yang lumayan besar nantinya. Melalui media online, pengusaha akan mampu menjangkau target konsumen dengan lebih luas.
f. Promosi yang Menarik
Tanpa promosi, penjualan bisa diibaratkan sebagai mie kuah tanpa kuah, seret! Sejak dulu, promosi dalam sebuah usaha menjadi teknik marketing paling ampuh untuk menarik minat pelanggan. Disamping itu, promosi cukup efektif dalam meningkatkan penjualan produk sehingga pengusaha bisa cepat meraup keuntungan lumayan.
Pengusaha dituntut untuk membuat sebuah promosi dengan semenarik mungkin. Bisa saja dengan memberikan undian, hadiah, diskon produk, atau bahkan buy 1 get 1.
g. Konsep Tampilan yang Bagus
Tampilan, baik kemasan ataupun toko, juga wajib disorot. Semakin baik tampilan yang dimiliki suatu usaha, semakin banyak pula minat konsumen untuk berkunjung ke toko jilbab. Pada fase ini, pebisnis perlu memutar otaknya demi membuat tampilan yang menarik. Mulai dari foto produk, pemilihan tipografi, desain pada gambar, serta keterangan singkat untuk setiap produknya.
h. Gunakan Tagar
Agar toko jilbab online bisa semakin dikenal banyak orang, gunakan hashtag atau tagar untuk setiap postingan produk yang diunggah. Contohnya saja #hijabmurah #hijabkekinian #hijabpashmina atau yang lainnya.
Semakin banyak tagar relevan yang dicantumkan dalam deskripsi produk, semakin besar pula peluang konsumen untuk mengunjungi toko online hijab tersebut. Mengingat sebagian orang yang sedang mencari jilbab cenderung menggunakan tagar guna memudahkannya dalam menemukan jilbab yang dikehendaki.
i. Ramah dan Cepat Tanggap
Pelayanan memuaskan menjadi nilai tambah untuk keberhasilan bisnis jilbab. Bersikaplah dengan ramah dan cepat tanggap kepada konsumen, pastikan untuk membuat konsumen merasa nyaman agar mereka tidak berpaling ke tempat lain.
Rintangan Dalam Peluang Usaha Jilbab
Dalam menjalankan usahanya, pengusaha busana muslimah akan dihadapkan pada beberapa rintangan berikut.
Baca Juga: Cara Jitu Dongkrak Omzet Bisnis Konveksi saat Krisis Ekonomi Corona Covid-19
1. Sulitnya Memperoleh Suplai
Sejalan dengan bertambahnya pesaing yang menjalankan usaha serupa dalam skala sama, permintaan suplai hijab dan busana muslim akan ikut berkembang. Terkadang, permintaan yang tinggi tidak selalu diimbangi dengan produksi yang besar. Alhasil, suplai jilbab menjadi sulit untuk ditemukan.
Jika pengusaha melakukan produksi jilbabnya sendiri, mungkin tidak akan terjadi masalah. Namun jika posisi pengusaha adalah seorang dropshipper atau reseller, hal-hal seperti ini jelas menjadi kendala terbesar dalam kelancaran usahanya.
2. Model yang Berkembang Cepat
Model jilbab terus mengalami perubahan setiap saat dengan mengalirkan model-model terbaru. Fenomena seperti ini acapkali menjadi problema tersendiri bagi pelaku bisnis hijab atau busana muslim.
Terkadang saat pebisnis memesan suplai jilbab dalam jumlah terbatas, permintaan terus saja datang bahkan ketika stok sudah kosong. Namun disatu sisi, saat pebisnis memesan suplai jilbab berskala besar, justru stok tidak habis dan model baru sudah terlanjur muncul.
Pada saat itu, mau tidak mau, pebisnis harus melakukan kulakan lagi untuk melengkapi stok model baru. Lalu bagaimana dengan sisa stok dari model lama? Syukur kalau masih diminati, kalau tidak? Rugi bandar!
3. Terlalu Banyak Model
Secara umum, jilbab terdiri dari beragam bahan baku dan model. Dan untuk masing-masing model atau bahan baku memiliki karakter tersendiri. Situasi tersebut memaksa pengusaha untuk bisa memahami istilah-istilah model dan bahan kain yang digunakan dalam produksi jilbab.
Mau tidak mau, proses pemahaman ini akan memakan banyak waktu. Namun, tak ada opsi lain karena pasar memang memerlukan informasi jelas nan terperinci terkait suatu produk, pun termasuk juga dengan tingkat kenyamanan dan kemudahannya saat akan dikenakan.
4. Harga Dasar yang Tinggi
Sebagian kalangan masyarakat merasa keberatan saat dipaksa membeli hijab dengan harga tinggi. Padahal kebanyakan produk jilbab memang sudah dipatok dengan harga dasar yang tinggi, sehingga terkadang tidak memberikan kesempatan lain kepada pengusaha selain kembali menjualnya dengan harga tinggi.
Kondisi ini memaksa pengusaha agar mampu menggali lebih dalam guna menemukan pemasok yang siap memberikan pengusaha stok barang dengan harga dasar yang lebih murah . Dengan begini, pengusaha berpeluang untuk menjajakannya dengan harga lebih terjangkau.
Memahami dengan cermat berbagai rintangan dan menggali solusi paling bijak untuknya akan membantu bisnis jilbab dapat sukses bersaing di pasaran.
Jangan lupa untuk ikuti perkembangan website kita dengan LIKE Facebook, Follow Twitter dan Instagram Bukausaha.com. Jangan Lupa Juga Untuk Follow Instagram dan Subscribe Channel Youtube penulis.